Formulir Kontak

 

INFILL DESIGN


4 bentuk pelestarian cagar budaya menurut Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Pelestarian Bangunan / Cagar Budaya:
  • Bangunan cagar budaya golongan A adalah bangunan cagar budaya yang harus dipertahankan dengan cara PRESERVASI 
  • Bangunan cagar budaya golongan B adalah bangunan cagar budaya yang dapat dilakukan pemugaran dengan cara RESTORASI/REHABILITASI ATAU REKONSTRUKSI/KONSERVSI
  •  Bangunan cagar budaya golongan C adalah bangunan cagar budaya yang dapat dilakukan pemugaran dengan cara REVITALISASI. 
  • Bangunan cagar budaya golongan D adalah bangunan cagar budaya yang keberadaannya dianggap dapat membahayakan keselamatan pengguna/ lingkungan. Sehingga dapat dibongkar dan dibangun kembali sesuai aslinya dengan cara DEMOLISI
Infill Desgin
Infill design merupakan penambahan konstruksi baru atau membangun struktur baru pada struktur sebelumnya dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan bangunan sebelumnya.

Prinsip-Prinsip Design Bangunan Baru
Brent C. Brolin
Katrinka Ebble
Elizabeth Vines
-
-
Tampilan sesuai dengan bangunan sekitar
Skala bangunan terhadap skala manusia
Skala yang tepat
Skala dengan bangunan sekitar
Tinggi yang tepat
Tinggi yang tepat
Tinggi bangunan
Bahan bangunan
Bahan yang sesuai
Bahan bangunan yang serasi
Warna
Warna yang harmonis
Warna yang serasi
Kompissisi masa bangunan
Pengolahan bentuk yang harmons
Masa berhubungan
Garis sepadan bangunan
-
Garis sempadan bangunan

Secara umum prinsip desain yang harus diperhatikan:
  • Harmoni antara bangunan baru dengan bangunan lama dalam hal tampilan dengan bangunan sekitar, tinggi, warna, bahan, masa bangunan, garis sempadan, artikulasi fasad dan signage.
  • Pendekatan modern dalam desain diperbolehkan sebagai pengkayaan pada kawasan pelestarian dengan tetap memperlihatkan bahan-bahan bangunan tradisional.
Tipologi Cagar Budaya Kota Surabaya


Peta Pelestarian Bangunan Di Jalan Rajawali


     Kondisi Bangunan


      Hotel Arcadia



§  Terletak di Jalan Rajawali, Kota Surabaya
§  Sebelumnya hotel arcadia merupakan hotel ibis
§  Bangunan ini telah ditetapkan menjadi salah satu cagar budaya di Kota Surabaya



Sejarah Hotel Arcadia
§  Dulu bangunan ini merupakan kantor perdagangan swasta Belanda, Geo Wehry & Co. Yang bergerak dibidang perkebunan.
§  Di bangun sekitar tahun 1913.
§  Tahun 1990 beralih fungsi menjadi Hotel Ibis.
§  Dulu bangunan ini merupakan kantor perdagangan swasta Belanda, Geo Wehry & Co. Yang bergerak dibidang perkebunan.
§  Di bangun sekitar tahun 1913.
§  Tahun 1990 beralih fungsi menjadi Hotel Ibis

Perubahan Fasad
Dari bentuk atap dan fasad masih merupakan bentuk asli sehingga karakter asli tetap bertahan.

Terdapat penambahan bentuk lengkung sebagai kanopi pada fasadnya.
     Perubahan Fungsi Bangunan
  • Bagian depan bagunan semula digunakan sebagai kantor
  • Saat ini bagian depan digunakan sebagai loby hotel dan toko sevenir






     Penambahan Bangunan

  • Bagian belakang bagunan semula digunakan sebagai gudang
  • Pada bagian gudang inilah yang mengalami infill design. Dimana pada bagian ini dibangun menjadi bangunan tinggi yang digunakan untuk kamar hotel dan berbagai fasilitas lainnya





Tampilan bangunan baru dirancang serasi dengan bangunan-bangunan lama disekitarnya, baik dalam hal sekala, warna dan bahan bangunan, sehingga karakter lingkungan jalan Rajawali kelihatan tidak mengalami banyak perubahan.

Interior Hotel Arcadia




Lingkungan Sekitar Hotel Arcadia












Daftar Pustaka:
Danardi, R. Winton, Antariksa dan Septiana Hariyani. 2010. Pelestarian  Lingkungan dan       Bangunan Kuno di Koridor Jalan Rajawali  Kota Surabaya. Surabaya:      Universitas Brawijaya.
Gedung Hotel Ibis Surabaya. https://www.aroengbinang.com/2018/05/gedung-hotel-ibis-  surabaya.html. Diakses pada 8 Mei 2018.
Kwanda,Timoticin. 2004. Desain Bangunan Baru pada Kawasan Pelestarian di  Surabaya.      Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Pawitro Udjianto. 2015. Preservasi-Konservasi Bangunan Bersejarah dan Pengelolaan Kawasan Kota Lama. Bandung: Institut    Teknologi Nasional.
Pemerintah Kota Surabaya. Penyusunan Regulasi Zoning Rencana Detail Tata Ruang            Kota (RDTRK) di Kota Surabaya. Surabaya: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.
Sejarah Hotel Ibis Rajawali. https://situsbudaya.id/sejarah-hotel-ibis-rajawali-surabaya/.     Diakses pada 8 Mei 2018.



Total comment

Author

Nemara Madhanya Nisaf.

SETING KRITIK (PEER CRITICISM)

Kritik kelompok (peer criticism) tentang arsitektur kebanyakan berasal dari lingkungan masyarakat dan institusi tertentu dalam juri penghargaan desain. Dalam hal ini arsitek professional mengevaluasi dan memberikan pengetahuan khusus tentang desain yang dibawa oleh para professional. Institusi lain dalam kritik kelompok adalah buku atau artikel yang ditulis oleh para arsitek tentang arsitek-arsitek lain. Berikut contoh kritik arsitektur dengan menggunakan metode tipikal :

Desain MVRDV Hotel Tetris Berwarna-Warni untuk Pekan Desain Belanda 2017
Oleh : Lindsey Leardi (berkerja di firma arsitek Generator Studio)


Berharap untuk menjawab pertanyaan "seperti apa rupa kota masa depan?" di Pekan Desain Belanda, MVRDV (desain definitif dan gambar konstruksi) dan The Why Factory (Desain riset dan konsep) telah membuat sebuah hotel multi warna menyerupai tetris di Eindhoven. Masa depan membawa penurunan sumber daya, meningkatnya populasi, dan perubahan iklim, alasan MVRDV, dan dengan keterbatasan ini, mereka percaya bahwa arsitektur futuristik memerlukan satu kualitas penting: fleksibilitas.
Pekan Desain Belanda menantang desainer untuk mengubah pola pikir mereka untuk menciptakan hipotesis futuristik dimana arsitektur dan sains saling berpotongan. Desainer ditanya, bagaimana arsitektur bisa cepat berubah, dan terkadang memburuk, untuk dunia?
"Melalui permainan dan alat lainnya, (W)ego mengeksplorasi proses desain partisipatif untuk memodelkan keinginan dan ego yang bersaing dari masing-masing penduduk dengan cara yang paling adil," kata salah satu pendiri MVRDV dan duta besar Desain Belanda Weekly Winy Maas.
Manifestasi fisik (W) ego pada Pekan Desain Belanda menunjukkan sembilan tempat tinggal perkotaan dalam satu konfigurasi yang mungkin. Setiap unit memiliki kepribadian tersendiri untuk pengguna yang menempatinya: sebuah pintu orange menuju kenaikan, ruang hijau limau dengan tempat tidur gantung dan tangga, pink yang membentang beberapa lantai, penthouse yang diprivatisasi berwarna kuning lemon, dan gua biru, tapi kemungkinan yang ditimbulkan oleh konsep tersebut tak ada habisnya.
Saat seseorang memasuki (W) ego mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan spasial orang lain saat menentukan keinginan spasial mereka sendiri. Akhirnya, (W) ego mengajukan pertanyaan: apa yang terjadi di depan pintu?









Sumber :

https://www.archdaily.com/882300/mvrdv-designs-multicolored-tetris-hotel-for-dutch-design-week-2017

Total comment

Author

Nemara Madhanya Nisaf.